Awal kata Salaamun alaikum wa
rahmatullah wa barkaatuhu,alhamdulillah puji syukur pada sang kholiq saya masih
di beri kesempatan untuk belajar dan berbagi dengan saudara semuanya.
Topik saya hari ini adalah
tentang sebuah renungan untuk kita renungkan bersama,kadang kita bahkan sering
hampir setiap saat mengatakan:
·
Ini
AKU punya.....
·
AKU
yang menyembuhkanya...
·
ini
mobil AKU..
·
AKU
yang berkuasa...
·
AKU
hebat...
·
AKU
sakit
Aku diciptakan bersuku bangsa
berbeda beda.Akupun punya nama pengenal, diberi nama setelah lahir, akupun
bergantung pula dengan manusia lain, pada keluarga, petani, nelayan, tukang
jahit dan sebagainya. Aku bisa marah, sedih tetapi juga bisa sabar dan gembira.
Aku ingin eksis ditengah hidup ini. Aku dijadikan Tuhanku untuk menjadi
Kholifah, merawat bumi ini, bahkan aku tidak diciptakan kecuali mengabdi pada
Penciptaku.Tapi pernahkan terlintas di benak kita siapakah AKU itu?
Nah si AKU inilah yang
harusnya kita kenal,inilah DIRI kita yang sebenarnya.Si AKU inilah yang
melakukan segalanya,bukan jasad kita.Jasad kita hanya mengikuti si AKU ini.Jika
si AKU ini kembali kepada yang punya maka jasad kita ini trekujur kaku menjadi
bangkai tak bisa apa apa.
Masihkah saudara tidak mau
mengenali si AKU ini? hakekat AKU yang dimaksud disini adalah RUH.
Inilah sebagaimana sabda Nabi SAW
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ
رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia
akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah
(fana) dirinya.
Eit,
tetapi nanti dulu ! Mari kita coba kupas lebih dalam.RUH disini bukan berarti
TUHAN,RUH disini adalah ciptaan yang di titipkan kepada manusia sampai batas
waktu yang di tentukan.Jadi pada intinya pengenalan diri ini adalah tertuju pada RUHANI kita.AKU itulah si RUHANI.
“Siapakah
aku?” ini
menjadi sangat penting dalam pondasi spiritual. Manakala kita salah menganggap
keadaan jatidirinya sendiri maka dia akan sulit kembali kepada Tuhannya.
Sehingga dalam hadist Qudsi yang sangat terkenal disebutkan ;
“Aku
adalah sebagaimana prasangka hamba-Ku”
Yah, aku
adalah sebagaimana prasangka kita terhadap diri kita sendiri. Sederhana
saja, parsangka itulah yang akan menjadikan diri kita seperti apa, yang kita
ingini. Jika kita ber anggapan atau ber prasangka bahwa diri kita kucing ya
kita akan jadi kucing. Jika kita berprasangka diri kita harimau ya kita kan
jadi harimau. Perilaku kita akan meniru dan berbuat seperti apa yangkita
pikirkan. Dalam bahasa sederhananya, jiwa kita dibentuk oleh MINDSET kita
sendiri. Pembentukan mindset inilah yang memegang peranan sangat penting bagi
KESADARAN manusia.
inilah makna dari sabda rasulullah SAW :
Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia
akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah
(fana) dirinya.
Fana inilah yang di katakan KESADARAN.Jadi orang yang telah fana itu dia dalam kesadaran tinggi bahwa dirinya ini tidak mempunyai apa apa.
Mungkin ini dulu topik kali ini udah capek saudara,nanti sambung topik lain lagi Insya Allah....
2 komentar:
Allahu Akbar
yess. insha allah barokah..
Posting Komentar