Jumat, 06 Februari 2015

JALAN MENCARI TUHAN SAMA



Salamun Alaikum saudara semua...
Untuk mencari atau mengenal Allah itu sangatlah simple dan sederhana,intinya hanya satu. Jika tuhan itu Esa dan ia ada didalam diri kita semua, dan jika kita harus mencarinya di dalam tubuh kita, maka jalan yang menuju ketempat tujuan itu, yaitu Rumah kita sendiri (tubuh), bukan rumah orang lain.Jadi haruslah Satu.
Coba fikirkan kita bahkan tidak dapat membayangkan bahwa bagi umat Kristen ada satu jalan yang menuju ke Rumah Tuhan dan bagi umat Hindu atau sikh atau Islam ada jalan lain yang menuju kepada-Nya.
  Okelah mungkin saja ada perbedaan di dalam cara penafsiran agama kita masing masing atau pengertian kita, tetapi jalan yang menuju kepada-Nya tidak mungkin ada dua jika kita mencari Dia di “ dalam”, kita akan menemukan jalan yang sama, yaitu jalan Suara dan Cahaya.Yang akan membedakan hanyalah I'tikad kita masing masing pada hakekatnya SAMA.
   Tetapi, jika kita mencari-Nya di luar, maka kita akan melihat bahwa banyak jalan bahkan semua orang mempunyai jalannya masing masing yang barangkali tidak akan sampai kemana mana.
Tetapi, pikiran sendiri takluk di bawah kekuasaan indra. Apapun yang diinginkan oleh indra, pikiran patuh kepadanya dan mengikuti iramanya. Dan perbuatan apapun yang dilakukan pikiran di bawah pengaruh indra, jiwa yang sesungguhnya murni dan tak ternoda itu harus memetik buahnya dan menderita akibatnya.

 Sehingga para Nabi di turunkan ke bumi untuk kita yang terlihat sangat menyedihkan.Mereka tau kita hidup di alam impian.Karena itu mereka datang untuk mengungkapkan penderitaan dunia yang sebenarnya.Mereka mengatakan ini semua adalah permainan Tuhan, bahwa DIA telah menciptakan segala sesuatu hanyalah sandiwara.


   Permainan ini dipentaskan diatas panggung impian yang sama sekali tidak nyata, namun demikian, kita terjun ke dalam sandiwara ini dan karena kita melupakan asal usul kita yang sebenarnya, maka kita mengira bahwa dunia ini adalah rumah kita, dan kita saling menjerit, menangis dan tertawa.

  Tetapi bila, suatu utang karma kita untuk hidup ini telah lunas, kita berpisah seperti para penyewa rumah penginapan. Kita berpisah satu dengan yang lain setelah menginap untuk waktu yang singkat dan tidak mempunyai hubungan yang kekal dengan siapapun.




"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu". (QS. Al Hadiid 57 : 20)
.



0 komentar:

Posting Komentar

 

DZATIYAH ALIWUYYAH Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger