Salamun Alaikum...
Sore ini saya membagi satu ilmu lagi tentang asma Allah.Kembali
kepada Kalimah Allah, tentu saja ada yang mampu menyalurkan energi
tersebut sementara banyak hanya mampu membacanya saja, menjadikan bacaan
tersebut untuk memberikan ketenangan kepada mereka. Bacaan yang di
ulang-ulang tanpa menggunakan metodologi seperti yang digunakan oleh
Nabi dan Wali hanya menjadi bacaan saja, menjadi ibadah saja.
Hanya Seperti
mengucapkan pujian akan keagungan Allah setiap selesai shalat, itu bisa
dilakukan oleh siapapun tanpa harus berguru secara khusus, namun jika
seseorang telah berguru maka bacaan-bacaan yang selama ini hanya jadi
rutinitas akan berubah menjadi spiritualitas, akan mendatangkan getaran
luar biasa dalam hati yang membacanya, akan mempu mengubah perilaku
seorang hamba sesuai dengan yang di ridhai Allah.
Belajar
dari junjungan kita Rasulullah SAW, Beliau sebagai Guru dari seluruh
Guru, di awal menapaki jalan kepada Allah secara istiqamah Beliau
melakukan I’tikaf/suluk di Gua Hira dengan bimbingan Jibril as sampai
Beliau mengenal Allah dengan sebenar kenal sehingga ketika Beliau
ber-iqra’ dengan nama Allah maka cahaya Allah hadir melingkupi seluruh
tubuh Beliau.
Apa
yang dilakukan Nabi di gua hira menjadi landasan bagi pengamal tarekat
dikemudian hari tanpa mengubah sedikit pun, inilah pondasi dari segala
ibadah, menguatkan Kalimah Allah dalam diri sehingga dengan adanya
kalimah Allah apapun yang dilakukan akan sesuai dengan petunjuk dan
keinginan dari Allah SWT. Sekian tahun Nabi berdakwah, sebelum turunnya
perintah shalat yang merupakan kesempurnaan dari ibadah, maka Nabi serta
para sahabat mempratekkan apa yang sering dikerjakan Nabi selama di gua
hira, yaitu Dzikir menganggungkan asma-Nya.
Tulisan
yang membahas tentang Nama Allah ini bukan bermaksud untuk mengajak
berdebat, ini hanya sebuah pengetahuan yang memberikan kesadaran kepada
kita semua bahwa al-Qur’an tersebut bukan hanya sebuah kitab suci yang
di simpan di tempat tinggi, sekedar dimuliakan, tetapi lebih jauh
al-Qur’an adalah teknologi Maha Dahsyat warisan Rasulullah yang di
dalamnya mengandung energi tidak terbatas yang bisa digunakan untuk
kemakmuran dunia, bahkan dunia ini bisa tertunda kehancurannya.
” Dan
sesungguhnya andaikata ada suatu bacaan (kitab suci) yang dapat membuat
gunung-gunung berjalan/berguncang dahsyat atau bumi dipotong
potong/dibelah-belah atau orang-orang mati diajak bicara/dapat berbicara
(niscaya kitab suci itu ialah Al-Qur’an. Dan mereka pun tidak juga mau
beriman).”(QS.Ar-Ra‟ad,31)
Ayat
tersebut memberikan informasi kepada kita akan kehebatan al-Qur’an,
siapa pun bisa mewujudkan apa yang tercantum disana asal memenuhi rukun
dan syaratnya. Siapapun bisa menghidupkan orang mati seperti yang di
lakukan Nabi Isa, siapun bisa membelah laut seperti Nabi Musa, siapa pun
bisa mikraj seperti Nabi Muhammad asal memenuhi rukun dan syaratnya.
Itu lah sebabnya kenapa Nabi menyebut al-Qur’an sebagai warisan untuk
ummat, warisan yang tidak ternilai harganya, bisa dimanfaatkan oleh
siapapun dan pada dimensi manapun.
Contoh
yang menarik misalnya, Thomas Alva Edison si penemu listrik, mengarang
sebuah kitab yang berisi bagaimana cara bisa membuat listrik. Kemudian
dengan sangat yakin Edison berkata, “Bawalah Kitab ku ini dalam gelap, niscaya gelap menjadi terang”,
kata-kata ini ditulis dengan tebal di sampul kitab nya. Kemudian salah
satu kitab yang dicetak sampai ke sebuah desa di balik desa, dibaca oleh
orang awam. Apa yang dilakukannya? Dia secara harfiah memaknai kata
Edison, kitab itu dibawa ke dalam gelap, kemudian ditunggu lama dengan
harapan kitab itu mengeluarkan cahaya sehingga disekitarnya menjadi
terang. Di tunggu berhari-hari, kemudian digunakan ritual membakar
menyan, dimandikan air 7 sumur, tetap kitab tersebut tidak mengeluarkan
cahaya.
Andai
kitab Edison dibaca oleh sarjana listrik apa yang terjadi? Pasti dia
mampu memahami apa yang dimaksud oleh Edison, dia akan membaca isi kitab
kemudian menggunakan teknologi yang ada di dalamnya sehingga mampu
membuat sebuah generator untuk menghasilkan listrik.
Orang
desa di balik desa yang tidak berhasil membuat kitab Edison menjadi
terang kemudian mewariskan kitab tersebut kepada anaknya, dengan pesan
bahwa kitab ini mampu membuat gelap menjadi terang, dari generasi ke
generasi tetap saja mereka berada dalam kegelapan dikarenakan mereka
tidak mampu memahami isi kitab si Edison. Barangkali digenerasi kesekian
orang mulai meragukan ucapan Edison dan menganggapnya berbohong.
Pernahkah kita renungkan ayat yang menceritakan bahwa apabila al-qur’an
di letakkan di atas bukit maka niscaya bukit akan hancur, pernahkah kita
membuktikannya? Atau kita hanya menjadi orang desa di balik desa yang
tidak paham teknologi yang memahami segala sesuatu hanya berdasarkan
ilmu warisan leluhur semata, sehingga al-qur’an hanya menjadi bacaan
semata, diperlombakan cara membacanya dengan syahdu tanpa bisa menggali
teknologi yang tersimpan di sana.
Disini
sebenarnya letak kekeliruan sebagian besar ummat Islam, ingin hasilnya
tapi menolak metodologinya. Semua ingin merasakan kehebatan al-Qur’an
tapi mereka lupa metodologi untuk menghasilkan energi al-qur’an tersebut
ada pada Thariqatullah yang diwariskan oleh Rasulullah SAW kepada para
sahabat, para ulama sampai akhir zaman. Tidak mungkin Allah memberikan
al-Qur’an kepada Nabi tanpa memberikan metodologinya, tidak mungkin
Rasul mewariskan al-Qur’an kepada ummat tanpa memberikan rahasia cara
menggunakannya, memberikan metodologinya, sehingga al-Qur’an mampu
mengeluarkan energi Maha Dahsyat.
Warisan
tersebut secara zahir bisa dibaca oleh semua orang, kita kenal sebagai
kitab suci al-Qur’an yang terus dicetak dengan mesin cetak buatan
manusia, sedangkan rahasia untuk mengeluarkan energi yang dahsyat, salah
satunya mampu membuat rohani manusia mikraj sampai kepada Allah yang
Maha Tak Terhingga diwarisikan, dibisikkan kepada ulama pewaris Nabi,
dibisikkan kepada para kekasih Allah sampai akhir zaman. Itulah yang
disebut dalam hadist sebagai “karung kedua” yang hanya diberikan kepada
ahlinya.
Akhirul kalam, semua orang bisa membaca kalimah Allah, sedikit yang
memahami, lebih sedikit lagi bisa mempraktekkannya dalam kehidupan, dan
yang paling langka adalah Sang Ahli seorang Master yang bisa
mengajarkannya rahasia tersebut kepada ummat sebagai warisan tak
terhingga dari Sang Nabi. Semua Guru mengatakan Allah ada,Dekat dan banyak lagi teorinya tapi sangat
sedikit yang mampu membawa sampai kehadirat-Nya.Seperti dalam firmanNya: " Hai Jamaah jin dan manusia kamu tidak bisa melintasi 7 patala langit dan bumi terkecuali dengan KEKUATAN.Insya Allah kita di bri Kekuatan untuk sampai KhadiratNya.
0 komentar:
Posting Komentar